Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2018

Perjalanan Obor Asian Games

Pawai obor untuk Asian Games 2018 untuk memeriahkan Asian Games telah dimulai. Obor ini akan dibawa mengelilingi Indonesia yang dimulai pada tanggal 17 Juli sampai 18 Agustus, yaitu hari pertama Asian Games. Obor ini memiliki tinggi 60 cm dan lebar 3,5-9 cm. Berat kosong obor ini adalah 1,6 Kg dan 1,7 Kg saat terisi penuh bahan bakar gas propane. Pertama-tama, api obor Asian Games ke-18 akan diambil dari Stadion Nasional Dhyan Chand, New Delhi, India pada 17 Juli. India adalah tuan rumah Asian Games pertama pada 1951. Di sana api obor akan dihasilkan dari cermin parabola yang diarahkan langsung ke matahari. Selepas pengambilan api dari India pada 17 Juli, obor Asian Games akan tiba di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah pada 18 Juli. Tepatnya di candi Prambanan, akan ada penggabungan api obor yang sudah dinyalakan di India dengan api abadi di Mrapen. Mitos yang beredar, api dari Mrapen ini abadi dan tidak akan mati meski terkena hujan. Obor kemudian akan mulai berkeliling Indonesia, ...

Mengapa saya memilih SMAN 68

Saya memilih SMAN 68 karena SMAN68 adalah merupakan salah satu sekolah favorit terbaik yang ada di Jakarta Pusat. SMAN 68 mempunyai banyak prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Selain itu, sarana dan prasarananya juga baik, seperti laboratorium ,lapangan dan lain lain. Di SMAN 68 ini kelebihannya yang lain adalah siswa lebih mudah masuk PTN favorit karena di SMAN 68 ini mempunyai jalur undangan,yang kuotanya lumayan banyak. Sekolah ini juga terkenal dengan kedisiplinannya dan peraturannya yang ketat, sehingga sekolah ini memang merupakan salah satu sekolah yang terbaik di DKI Jakarta. Intinya SMAN 68 ini mempunyai banyak keunggulan daripada sekolah sekolah lainnya. Saya sangat bersyukur karena dapat diterima di SMAN 68 ini. Semoga nanti kedepannya saya akan bisa berprestasi di sekolah SMAN 68 tercinta ini.

Dewi Sartika The National Hero From Indonesia

Raden Dewi Sartika is a pioneering leaders of education for womens. She is known as a national hero from Indonesia. She was born on 4th December 1884, Cicalengka, Bandung. She is very inspirational. When she was a child, she always played the role of being a teacher after school with her friends. After her father died, she lived with her uncle. She received an education that was in accordance with Sundanese culture by her uncle, although she had previously received knowledge about western culture. In 1899, she moved to Bandung. On January 16, 1904, she made a school called the School of Wives in the Bandung Regency Hall. The school was then relocated to Jalan Ciguriang and changed its name to the Kaoetamaan Isteri School in 1910. In 1906, she married Raden Kanduruhan Agah Suriawinata who was a teacher from Pamulang Coral School. In 1912, there were nine schools scattered throughout West Java, then later developed into one school per city and district in 1920. In September 1929, th...